Nulis Keliling

Project nulis keliling dari temen satu ke temen yang lain :)

Hari Raya untuk FITRI

Hari Raya untuk FITRI

Penulis: Ainur Hime, Bogor. 



Namaku Eka Nindia Savitri, seperti kalian tahu aku anak pertama terlihat jelaskan dari namaku tapi aku biasa dipanggil fitri, tidak seperti namaku aku tidak suka dengan hari raya, setidaknya untuk tahun ini, kenapa ? karena begitu banyak alasan.

Aku terlahir dari tiga bersaudara, aku memiliki dua orang adik laki-laki yang tentu saja aku tidak memiliki seorang kakak dan hal itu membuatku iri kepada teman-temanku yang memiliki seorang kakak dan terkadang pula rasanya aku ingin melempar batu saat melihat seorang temanku yang membanggakan kakaknya yang menurutku tidak perlu dia banggakan itu.

Ramadhan tahun ini sangat membekas bagiku bukan karena hal yang menyenangkan tapi sebaliknya, sangat membekas karena perlakuan orang disekitarku, satu demi satu seolah meninggalkanku dan tidak menginginkanku.

Dari seorang teman dekatku yang pertama meninggalkanku begitu pun dengan temanku yang lain hingga akhirnya aku yang mulai menghindari mereka. Yang lebih menyakitkan kini datang dari keluargaku, biasanya menyambut hari raya semua orang bahagia tapi tidak untukku, seakan mereka membuangku secara perlahan disatu sisi adikku yang mulai remaja tidak menginginkanku untuk bersama dengannya nanti saat perayaan hari raya yang akan di rayakan di kampung halaman dan disisi lain hal itu pun dilakukan orang tua ku, hingga membuatku berteriak didalam hati
 "aku bukan barang yang dengan seenak kalian lempar begitu saja seolah aku ini tidak berharga".
apakah sebegitu bebannya aku untuk mereka ?

Seandainya jika aku pergi dan tidak kembali apakah mereka akan mencariku dan merasa kehilangan ? bahkan pemikiran semacam itu aku buang jauh-jauh.
Aku benci kepada mereka yang belaku seolah baik-baik saja. tersenyum palsu dengan mengatas namakan "Hari Raya". bahkan menitikan air mata kepalsuan agar dilihat orang betapa dia menyesali kesalahannya . Hah ! Bohong, jika kenyataannya mereka masih menyingkirkan orang yang paling dekat dengannya.

Pensil Kuda Poni

Pensil Kuda Poni
Hana seorang Ibu muda menemani anaknya yang bernama Juni untuk membeli sebuah pensil kuda berponi. Namun toko keong yang menjual alat-alat tulis dan jasa pengetikan, tak menjual pensil seperti itu. Hana mencoba mesin pencarian di HP, tentang pensil kuda berponi. Namun pensil seperti itu wujudnya tak ada.

Juni masih merengek tuk dibelikan Pensil. Hana penasaran untuk apa pensil itu dibeli. Juni ingin membeli pensil itu karena mau saja. Hana jadi bingung dengan anaknya. Hana mengajak anaknya untuk membeli pensil lain saja. Tapi Juni tak mau. Hana menanyakan bentuk pensil itu kepada Juni, Lalu Juni menjelaskan bahwa pensil itu memiliki kuda yag berponi di atasnya dan Juni bisa menaiki kuda itu. Hana tak mengerti. Juni baru ingat pensil itu ia temukan di alam mimpinya. Hana jadi geleng-geleng kepala. Hana bilang kepada anaknya secara perlahan bahwa pensil seperti itu tak ada.
Juni keras kepala, bahwa pensil itu ada. Hana mengatakan dengan halus bahwa itu hanya halusinasinya Juni saja. Juni lalu menangis dan berlari kencang. Hana mengejar anaknya melewati gang-gang pertokoan di pasar. Anaknya hilang. Hana panik, mencoba mencari ke sekitar tapi dia tak kunjung menemukan Juni. Lantas Hana pergi ke security dan minta bantu mencari anaknya. Suara dari speaker menyatakan tentang keberadaan Juni yang pergi. Tapi sampai sore Hana tak kunjung bertemu dengan Juni. Pertokoan mulai tutup. Hana jadi sangat bersedih. Ada telpon dari suaminya di HP, tapi Hana tak mengangkat telpon itu dan mendiamkannya saja.

Lalu Hana meninggalkan areal pertokan. Dia melihat anaknya ada di tempat penyebrangan busway merunduk, menyendiri. Lalu Hana datang dan memeluk Juni dan minta maaf. Hana bilang bahwa pensil kuda poni itu ada. Hana akan membawa anaknya kesana.

Sebuah pensil dipegang. Juni merasa senang. Dunianya berputar-putar, Juni ada di atas kuda putar yang ada di pasar malam. Hana disamping Juni tersenyum bersamanya.

Penulis : Gordon Bekasi

Odong Odong Cinta

Odong Odong Cinta

Usianya yang renta, membuat orang-orang terheran dengan sebuah kejadian yang menimpanya. Selama 60 tahun hidupnya, Hima dikenal sebagai perawan tua. Lalu ketika ulang tahunnya yang ke enam puluh satu dia menikah dengan seorang tukang odong-odong di KUA secara sederhana. Tentunya cerita tak berakhir dengan sekedar kisah bahagia untuk selama-lamanya. Masih ada lanjutannya. Tukang odong-odong bernama Buyin yang mengaku perjaka, melihat tititnya yang melendot, dia mulai rajin ikut klub senam sehat lansia, tapi karena ketidak pede-annya ia pergi ke toko kuat membeli viagra. Serta tak lupa ia minta jamunya Hima untuk melengkapi malam pertamanya.

Usai malam aduhai syahdu dengan romansa usia senja yang tak terlupakan itu. Hima, masih bekerja sebagai tukang jamu keliling. Sedangkan si tukang odong-odong Buyin mulai senyam-senyum sendiri karena titinya masih bisa berdiri. Lalu ia sibuk bekerja dengan odong-odongnya mengangkut anak-anak kecil di pinggiran kampung Jakarta. Yang asyik naik di atas odong-odong bak berasa dirinya sebagai pembalap F-1 atau koboi dengan kuda dan lassonya. Hanya saja latar mereka, pinggiran kali kotor dengan musik dangdut pantura.

Maghrib tiba. Hima dan Buyin sholat di masjid. Hima saat sholat, tiba-tiba tak enak badan. Lalu Hima meninggalkan syaf dan pergi ke dalam toilet. Terdengar suara ia muntah-muntah. Selesai menghrib-an Hima memberitahu Buyin soal apa yang dialaminya. Komir anak buah Buyin tukang angkut odong-odong yang masih muda nyeletuk bahwa nenek Hima hamil, Karena jamunya bikin anu-nya Om Buyin jadi perkasa. Buyin jadi geram dan menendang selangkangan Komir untuk menutup mulutnya. 

Komir masih menahan perih di tititnya membawa motor pengangkut odong-odong dengan kerlap-kerlip lampunya. Hima dan Buyin jadi penumpangnya. Di tengah jalan Hima muntah lagi. Lantas dengan sigap, mereka pergi ke tabib terdekat. Dan astaganaga dragon, memang benar celotehnya si Komir, Tak salah lagi setelah melakukan uji urin. 100% bisa dibuktikan bahwa Hima hamil.

Kehebohan tak berhenti disitu. Info kehamilah Hima tersebar seantero kampung Kalpas. Banyak anak perempuan cabe-cabean yang mendatangi Hima saat dia berkeliling menjajakan jamu menyarankan untuk sering mendengar lagu klasik Mozart,. Supaya anaknya pintar. Serta baru kali ini Hima minum Jamu kuat XYZ (Plesetan jamu kuat ABC). Buyin yang melihati anak-anak SD yang naik odong-odong bingung kalo punya anak akan bagaimana ngurusnya. Iseng-iseng Buyin minta Hima aborsi. Tentunya Hima jadi kaget dan beristigfar. 

Kejadian ini tak berhenti di dilemanya Buyin, Kisah Hima mulai menyebar bak virus. Orang-orang tv sibuk meliputnya, Hima ditanya hal aneh-aneh, apa mendapat mimpi gaib, atau dia korban asusila. Tentu Hima kabur dari wartawan-wartawan gila yang menanyainya. Bahkan suatu malam di saat tidur, ada ormas agama yang mendemo Hima, mengabarkan bahwa itu adalah anak Dajjal dan tak pantas dilahirkan ke dunia. Buyin hanya bisa bersembunyi di dalam lemari, karena ketakutan dengan golok-golok tajam yang diacungkan. Tapi Hima dia berani dan berorasi bahwa setiap anak memiliki haknya untuk dilahirkan ke dunia, Bahwa anaknya merupakan perkawinan sah antara dia dan Buyin. 

Kehidupan Hima dan Buyin perlahan berangsur membaik 8 bulan telah berlalu. Subuh itu Hima menjadi satu-satunya orang di masjid yang perutnya buncit. Sedangkan Buyin, tampak lega melihat seorang anak yang berjalan bahagia dengan orang tuanya. Pertanda Buyin telah siap jadi Bapak. Hima tak terlalu suka mendengar musik klasiknya Mozart. Ia lebih suka nongkrong sehabis pulang kerja di atas odong-odongnya Buyin. Suara musik dangdut, adalah musik yang paling dinikmati Hima. Hima berharap kelak anaknya akan jadi penyanyi dangdut saja. Tak perlu neko-neko baginya. 

Malam saat akan pulang menuju rumah. Tiba-tiba perut Hima terasa sakit, tapi bukan sembelit, ini rasa sakit yang beda. Dia akan melahirkan. Buyin langsung terkaget-kaget. Malam itu ditempat mangkalnya odong-odong, di sebelahnya minimarket sudah tutup, penjaganya dua orang perempuan tampak kan pergi. Korim dengan kencang menyetop mereka. Dengan bantuan dua penjaga mini market, korim anak buah odong-odong dan si suami Buyin. Hima mulai melahirkan anaknya. Tapi anak itu sulit keluar, Hima polos meminta hidupkan musik dangdut. Lalu Hima mulai merasakan ada energi dalam dirinya. Dalam imajinasi Hima Orang-orang disekitarnya menjadi pemain band dangdut. Buyin bermain gitar, Korim bermain keyboard, perempuan penjaga minimarket satu bermain drum, penjaga minimarket dua bergoyang bohai meminta saweran. Perlahan tapi pasti, Hima pun berhasil mengeluarkan anaknya. Tapi dalam bayangan Hima dia takut anaknya akan berparas dajjal, atau tampangnya akan amburadul. Untungnya sugesti itu tak terjadi anak Hima dan Buyin lahir sehat wal afiat. Seorang lelaki. Hima ingin memberi anaknya dengan nama "Odong Odong".


Penulis: Rendro Aryo

Tank & Smut

Tank & Smut
Banyak orang yang takut bahkan jijik dengan hewan yang satu ini yaitu kecoak. Mereka selalu berburu atau membasmi kecoak-kecoak itu, tapi itu semua belum tentu seperti yang manusia bayangkan.

Disuatu daerah tinggalah seorang putri yang cantik dan jelita, akan tetapi ia selalu terlihat murung. Didekatnya ada sekeluarga kecoak yang baru saja mempunyai anak bernama TANK. Dia sangat periang dan berlari-lari kesana kemari hingga orang tuanya sangatlah bingung. Mereka tinggal didekat gerombolan semut dan banyak sekali anak-anak semut. Tank pun berlari terus hingga dia bertemu satu anak semut yang terpisah dari rombongan. Semut itu terus menerus mengeluhkan hidupnya. Tank mengejutkannya dan semut itu pun kaget serta nyaris saja terjatuh. Semut kaget dan terheran dengan kelakuan si kecoak. Tank memperkenalkan dirinya pada semut dan meminta maaf atas perbuatannya tadi. Tank berusaha menghibur semut agar tak murung dan bersedih, Semut malah mengusir Tank agar jangan mengganggunya. Tank pun heran dan bertanya kenapa Semut murung hingga Tank pun tak banyak bertingkah. Semut akhirnya bercerita alasanya kenapa ia murung karena banyak saudara dan teman-temannya yang mati. Dia benci manusia, kenapa harus membunuh kami? Semut itu bercerita sambil mengenalkan dirinya bernama SMUT. Tank sangat bingung dan ia malahan berkata bisa kok jadi binatang peliharaan yang disayang manusia. Smut tak percaya,”mana mungkin binatang kecil seperti kita bisa menjadi binatang peliharaan.

Smut pun bingung sedangkan Tank asik berpikir hingga muncul ide konyolnya bagaimana kalau kita ke kota lihat-lihat hewan peliharaan. Iya, mereka pun menyutujuinya di Istana Putri banyak sekali capung beterbangan bagus sekali dan ternyata capung-capung itu kendaraan bagi serangga yang lainnya yang lebih kecil dari capung itu. Ada semut yang menaiki, kutu dan beberapa hanya bertukar pikiran di terminal capung. Tank pun memesan capung itu yang bernama Dago buat mengantarnya ke kota dan berkeliling. Tank melihat kota yang tersusun rapih dan melihat berbagai macam orang. Pertama kali yang Tank dan Smut lihat adalah anjing. Anjing itu mampu mengambil koran dan memberikan ke Tuannya. Anjing itu dapat bermain-main dengan majikkannya, merebut bola, menggong-gong, menurut dan mengerti yang dibicarakan manusia. Anjing itu sangat penurut seperti kerbau yang dicucuk hidungnya. Tank dan Smut memperhatikan itu semua sambil terus berpikir. Selanjutnya mereka melihat kucing yang sangat manis dan berbulu bagus sekali. Sungguh sangat lucu ketika kucing itu bermain bola, mengejar bulu-bulu, berguling-guling dan tuannya tertawa. Kucing itu layaknya bayi yang memerah entah tersenyum atau menangis dia tetap disayang oleh ayah dan ibunya.

Tank mempelajari banyak hal seperti manusia dan mengamati hingga ia memikirkan apa yang akan ia lakukan nanti bersama Smut. Tank pun kembali ke istana dan menceritakan pengelamannya kekeluarga mereka. Tank pun menyatakan idenya dan butuh kerja sama dengan keluarga Smut, buat menyatukan visi, Tank karena gak ada lidi yang kuat kalau hanya sebatang. Ide yang pertama saat koran pagi datang, matahari mulai menelisik mata yang begitu tajam. Tank dan Semut menyuruh keluarganya untuk memindahkan koran itu ke tuannya. mereka bahu membahu mengangkat koran itu agar manusia-manusia itu bisa sayang ke mereka. Dengan keringat dan peluh yang bercucuran di dahi mereka. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara teriakan dan injakan dari pembantu yang melihatnya. Mereka semua pun kabur dan berhasil selamat. tank terus meyakinkan keluarganya dan keluarga semut untuk terus berjuang. Ia tak henti-hentinya ber orasi didepan mereka. Dikesempatan yang lain Tank ingin menghibur tuan puteri yang menangis dengan bergaya lucu. Puteri pun terkejut entah takut atau bingung dengan tingkah kecoak itu yang seperti kucing tapi tidak lucu malah menakutkan. Ibunya Puteri melihat kecoak itu langsung histeris dan mencari sesuatu untuk memukul kecoak itu. Tank pun pergi meninggalkan mereka. Dia menemui Smut yang sudah menyerah dengan semua ini. Tank tak bisa terima itu, dia yakin kita bisa merubah itu semua. Hingga ia dan Smut melihat selebaran pesta yang akan digelar puteri. tikus, cicak, dan kucing mengetahui itu termasuk Tank dan Smut.

          
  Smut berjalan-jalan diatap rumah dan berada dibilik kayu yang menyembunyikan dirinya yang kecil dan tak terlihat. Dia melihat sesuatu yang mengejutkan banyak sekali cicak, tikus-tikus dan beberapa kucing yang berkoloni layaknya keluarga Smut yang banyak. Mereka membicarakan pesta yang sebentar lagi akan digelar sekaligus lamarannya pangeran. Smut kaget ternyata tiger black kucing hitam itu merencanakan akan mengacaukan pesta karna dia disuruh oleh tuannya. Smut yang mendengar itu buru-buru dia pergi yang ternyata malah ketahuan oleh cicak akan tetapi cicak itu di injak oleh tiger black. Buat apa mengejar satu semut yang tak bisa melakukan apa-apa walaupun dia tahu. Smut bertemu dengan Tank dan menceritakan apa yang ia lihat. tank yang mendengar itu tidak mau semua itu terjadi jika mereka melakukan itu maka Tank dan semut serta koloninya akan kehilangan tempat tinggal karna pasti akan ada pembasmian hama oleh tuan rumah. Pesta pun segera dimulai, banyak sekali yang berdatangan dari berbagai daerah. Semut dan Tank berusaha menjelaskan kekeluarganya untuk menggagalkan rencana Tiger. Awalnya mereka semua takut dan tak berani hingga akhirnya rasa kekeluargaan yang membuat mereka pun mau membantu. Pesta pun berjalan dengan meriah dan ramai sekali. Keluarga Tank dan Smut pun bersiaga sambil melihat tiger digendong oleh majikkannya. Tibalah acara puncak yaitu saat pangeran dari negeri tetangga ingin memberikan cincin tunangan. Black Tiger yang melihat itu langsung berontak dan lari dari majikkannya ia pun mencakar pangeran dan menjatuhkan cincin itu kebawah lemari. Tank yang melihat itu segera bersiap-siap pada rombongan kecoak, tiba-tiba saja cicak-cicak itu mengeluarkkan tainya dan mengenai pengunjung hingga mereka berhisteris. Tank menyuruh keluarganya untuk terbang dan menyelamatkan manusia dari tai itu. Mereka melawan kecoak-kecoak itu dan melindungi manusia dari tai-tai cicak. Akan tetapi manusia-manusia itu malah panik karna banyaknya kecoak yang berterbangan kesana kemari. Cicak-cicak itu malah berjatuhan dan menempel pada manusia seperti perangko. Manusia itu makin tunggang langgang dan berteriak. kecoak itu berusaha melepaskan cicak dari manusia hingga datang bala bantuan dari para capung untuk melepas mereka disamping itu pangeran berusaha melindungi Puteri. Tuan puteri malah memperhatikan itu. Hingar bingar pun mulai membisingkan telinga hingga para tikus yang mulai keluar dan memakan-makanan pesta. Semut pun keluar dengan jutaan pasukannya, ia melawan tikus-tikus itu dengan koloni semut. 

          Smut pun memimpin pasukannya untuk menggenggam stick pemukul untuk memukul tikus-tikus itu sedangkan pangeran memukuli tikus, dan kucing yang menyerangnya serta cicak yang berjatuhan. Cicak-cicak itu bersihkan oleh koloni Tank dan dibuang keluar rumah. Tikus-tikus itu pun banyak yang tunggang langgang meninggalkan tempat pesta karna kalah oleh semut. Dua kawan Black Tiger dimusnahkan berkat kerja sama semut dan kecoak. Semut dan kecoak itu sangat bahagia melindungi manusia saat cicak melempar tainya, kecoak-kecoak itu menangkap dan melempar balik dengan tai tersebut. Dua kawan Black tiger pun menyerah dan berhasil di ikat oleh rombongan semut dan kecoak. Hanya tersisa Black tiger yang berhadapan dengan Tank & Smut. Dia sangat kuat hingga ia berhasil dilumpuhkan berkat kerja sama pangeran. Tank pun mencabut kumisnya, dan semut berteriak digendang telinga black tiger agar dia pusing serta lemas. Black dan kawan-kawannya pun kabur dari tempat pesta itu karna manusia mulai melakukan perlawanan. Tank & Smut malah merapihkan barisan seperti prajurit yang sudah menyelesaikan perintah dan kembali dari perang. mereka tak lari dan berpindah dari tempat itu. Banyak manusia yang masih ketakutan dan ingin membunuh mereka tapi ditahan oleh pangeran mengangkat Tank dan Smut yang seolah berbicara pada Pangeran. Tank melupakan satu hal yaitu cincin puteri yang akhirnya terbang mengambil cincin yang berada dibawah lemari untuk pangeran. Pangeran pun melanjutkan tunangannya. Tapi Ibu puteri mengusir kecoak dan semut. Mereka pun kembali ke sarangnya dengan perasaan yang sedih menerima kenyataan. Akan tetapi impian Tank dan semut pun tercapai menjadi binatang peliharaan pangeran dan puteri sekaligus prajurit bayangan di kastil pernikahannya. Tank berhasil menahan nyamuk yang mau menggigit mereka dikasur. Semut menjadi prajurit bawah tanah yang hebat.
THE END

Penulis asal Bekasi
Penulis: Samsul Arifin
Judul: Tank & Smut

Senja Permanen

Senja Permanen

Linda. nama itu akan terngiang lama di pikiran Yono. Hari ini adalah hari terakhir Yono berduaan dengan perempuan itu. Sebelum mereka akan berpisah untuk bertemu entah kapan lagi. Dua insan manusia ini disatukan oleh kisah-kisah klise seperti di sinetron dan serial televisi. Kisah kehidupan mereka pun biasa-biasa saja. Tak ada yang luar biasa di dalamnya. Sampai pada hari terakhir ini terjadi kejadian tak terduga bukan hanya pada mereka berdua. Tapi pada umat manusia sedunia.

Ilustrasi foto senja diakses dari https://citography.files.wordpress.com/2010/08/copy-of-img_0317.jpg
Heboh di setiap televisi. Di warung-warung, di gedung-gedung perkantoran, di koridor-koridor rumah sakit dan di ruang tamu keluarga diberitakan bahwa bumi berhenti berputar.Tak ada yang tahu itu pertanda kiamat atau apa. Tapi berhentinya bumi berputar, membuat waktu demi waktu yang dilewati oleh Yono dan Linda menjadi begitu berkesan. Di desa mereka, matahari konstan terus berada di senja. Di setiap mata memandang siluet mentari hampir terbenam akan selalu kelihatan. Yono mengayuh sepeda membonceng Linda melewati dermaga persis layaknya video-video klip jaman dulu. Mereka berdua duduk di dermaga melihat senja abadi di ujung laut. Tak sepatah kata terucap dari mulut mereka. Suara hati dalam diri mereka pun tak berkoar. Suasana begitu sunyi, hanya burung-burung flamingo yang beterbangan. Dalam lubuk hati dua anak muda itu. Mereka berharap momen itu bisa dikunci. Direkam dan diputar kembali seumur hidup mereka. Monoton memang, tapi tak apa. Asal mereka selalu berdua menatap senja.

Gejolak

Gejolak
Cileungsi, 21 Januari 2015
Ditulis Rabu Dini Hari
Penulis: Wawan P Sirait
Judul: Gejolak

Malam itu tiba-tiba berubah jadi panas. Luapan jiwa yang tak henti-hentinya memuncak hingga diatas rata-rata. Semua orang seperti sampah yang tidak berharga, bahkan ketika aku melihat balita cengeng dan banyak tingkahpun rasanya naluri buasku selalu mendorong untuk memukul kepalanya hingga pecah berkeping-keping. Entah gejolak apa yang aku rasakan saat ini. Arrrggghh… aku benci sekali sama balita kecil itu. Dilehernya melingkar sebuah kalung emas, Ditelinganya tersisip anting-anting yang digilai semua orang, belum lagi yang terselip jari manis balita itu. Aku lebih suka memanggilnya dengan sebutan ratu kecil dungu. Dia dengan enaknya tidur diantara pantat-pantat orang dewasa dengan terlentang, mengalahkan semua orang sekitarnya. Ingin aku membunuhnya agar dia lebih bisa berbagi dengan orang lain. Dengan alasan masih balita bukan berarti harus merajai semuanya bukan? Aku pikir kau adalah iblis yang menjelma menjadi seorang balita berbadan putih bersih namun wajahmu selalu bikin orang lain ingin menikammu. Ratu kecil dungu titisan iblis itu berlindung dibalik ketiak orang dewasa, mencoba mengecohkan perhatian orang-orang sekitar gerbong. Ya lebih tepatnya deretan gerbong kereta yang kami tumpangi. Kereta si kecil ratu dungu.
Sumber ilustrasi djarotsuseno<dot>blogspot<dot>com


Ada apa dengan ini semua? Aku ingin menyembelih orang yang barusan saja dengan seenaknya menyenggol pundakku. Dia seperti  menantangku untuk berkelahi. Ditambah suara bising yang sulit aku kendalikan. Diam kalian semua!!! Kalian maju kehadapanku lawan aku dengan semua kemampuan kalian!!! Aku ingin berkelahi dengan kalian semua…  

Saat Aku Beli Soto

Berdasarkan kisah nyata tidak dibuat-buat, sungguh terjadi, tidak percaya, BACA.
Senin, 23 maret 2014
Jam 09.00 – 09.25 pagi
Penulis: Rendro Aryo Hutomo


BAU MAKANAN MENEROBOS lubang hidungku dan menembus ke lambung yang kelaparan. Aku terduduk di bangku kayu, ditengah pasar, di dalam warung soto. Aku menunggui para pelanggan yang sibuk juga dengan urusan lambug mereka yang berliur minta makan. Namun aku beda, aku hanya duduk di kursi, berharap dalam hati saat semua orang itu pergi, baru ku pesan sotoku. Ku buang jenuh dengan meminum susu kedelai, sembari ku lihat ada bidadari jatuh di pinggir jalan. Ku lihat seorang perempuan muda berjilbab biru, berkemeja biru muda, bercelana jeans biru tua, sayang sandalnya coklat tua, malah sandalku yang warna biru, bila kita bertukar sandal mungkin akan nyentrik sekali warna yang membingkai tubuh perempuan itu. Dia duduk di motor honda vario hitamnya, kulitnya putih, cahaya matahari memantul di wajah bersihnya itu, hanya ada cacat segaris kecil dimukanya, mungkin jerawat, mungkin luka disebelah kanan wajahnya yang tak bisa kulihat jelas dari jarak sepuluh langkah yang memisahkan kami berdua. Matanya menerawang bagai elang menatap tajam menunggu sesuatu, entahlah aku tak tahu apa, aku bukan mahluk yang punya kekuatan membaca pikiran orang.

Disisi lain, aku tetap menunggui para pelanggan lain yang mulai berkurang jumlahnya, sudah ku hisap habis larutan susu kedelai yang lantas ku buang sembarangan bungkusnya, menambah sampah di bawah telapak kakiku. Lalu aku mulai menulis tulisan yang kau baca ini, tulisan ini sebelum ku ketik di laptop,  ku ketikkan dulu di Hpku sembari melirik perempuan tanpa nama di seberang jalan itu, dia mulai tampak bosan, menatap kosong ke depan, mengkhayalkan sesuatu. Perempuan itu semakin jenuh, dia mengeluarkan HP dari kantung celana di pantatnya, dilihatnya jam di HP, dimasukkan kembali. Untuk membunuh waktu dia menggerakkan kakinya ke kiri ke kanan, ke atas ke bawah.

Suara ‘pake ceker bang, campur bang’, suara ibu-ibu dikiri  kananku yang memesan soto. Datanglah giliranku yang memesan soto campur tanpa ceker, sambil lalu ku lihat tingkah polos dua gadis kecil yang ada di depanku. Ku dengar pula himpunan aransemen mesin kendaraan yang menderum tak beraturan, ku susun ditelingaku mozaik tangga nada bersuara brum-brum dari campuran suara knalpot motor, suara bajaj, suara langkah kaki, perbincangan orang-orang sekitar yang lewat, suara anak kecil perempuan yang bernyanyi tak karuan disebelah Ibunya yang duduk di sisi kananku.


Ku lihat lagi perempuan di seberang, dia memajukan kepalanya, bersender di stang motor, ujung bibirnya bersentuhan dengan rambut-tambut kecil di kulit telapak tangannya, dijentik-jentikkan jarinya ke spion. Bisa kurasakan dia tak peduli dengan sekitar. Perempuan itu menunggu sesuatu yang tak kunjung datang. Dia menunduk melindungi dirinya dari panas matahari yang naik turun tanpa peringatan. Tiba-tiba silau, menyakitkan mata, pantulan cahaya dari spion motor yang lewat menusuk ke mataku. Reflek, ku alihkan pandangan ke kucing dibawahku yang menyapa dengan meongnya meminta makan kepadaku, tapi ku tak punya yang dia mau. Lalu suara musik keliling membahana di sebelah kiriku. Sial, perempuan itu pergi memajukan motornya, menghilangkan ketenangan sesaat dalam benakku. Ternyata dia menjemput Ibunya yang baru berbelanja sayur. Ibunya berbicara mungkin kata terima kasih telah menunggu. Perempuan itu terus memacu motornya pergi, menjauh. Mengganggu sekali suara penyanyi dangdut keliling yeng mendekat memecahkan fokus observasiku. Kapan aku melihat perempuan itu lagi? Sekali lagi atau berkali-kali, hanya melihat tanpa mampu mendekat, sudah cukup. Kejutan, soto yang ku pesan datang ke mejaku. Kuhentikan mengetik tulisan ini dihpku dan dilaptop ini dan aku mulai makan soto waktu itu. 
Check Page Rank
Copyright © Nulis Keliling. All rights reserved. Template by CB