Penulis: Ainur Hime, Bogor.
Namaku Eka Nindia Savitri, seperti kalian tahu aku anak pertama terlihat jelaskan dari namaku tapi aku biasa dipanggil fitri, tidak seperti namaku aku tidak suka dengan hari raya, setidaknya untuk tahun ini, kenapa ? karena begitu banyak alasan.
Aku terlahir dari tiga bersaudara, aku memiliki dua orang adik laki-laki yang tentu saja aku tidak memiliki seorang kakak dan hal itu membuatku iri kepada teman-temanku yang memiliki seorang kakak dan terkadang pula rasanya aku ingin melempar batu saat melihat seorang temanku yang membanggakan kakaknya yang menurutku tidak perlu dia banggakan itu.
Ramadhan tahun ini sangat membekas bagiku bukan karena hal yang menyenangkan tapi sebaliknya, sangat membekas karena perlakuan orang disekitarku, satu demi satu seolah meninggalkanku dan tidak menginginkanku.
Dari seorang teman dekatku yang pertama meninggalkanku begitu pun dengan temanku yang lain hingga akhirnya aku yang mulai menghindari mereka. Yang lebih menyakitkan kini datang dari keluargaku, biasanya menyambut hari raya semua orang bahagia tapi tidak untukku, seakan mereka membuangku secara perlahan disatu sisi adikku yang mulai remaja tidak menginginkanku untuk bersama dengannya nanti saat perayaan hari raya yang akan di rayakan di kampung halaman dan disisi lain hal itu pun dilakukan orang tua ku, hingga membuatku berteriak didalam hati
"aku bukan barang yang dengan seenak kalian lempar begitu saja seolah aku ini tidak berharga".
apakah sebegitu bebannya aku untuk mereka ?
Seandainya jika aku pergi dan tidak kembali apakah mereka akan mencariku dan merasa kehilangan ? bahkan pemikiran semacam itu aku buang jauh-jauh.
Aku benci kepada mereka yang belaku seolah baik-baik saja. tersenyum palsu dengan mengatas namakan "Hari Raya". bahkan menitikan air mata kepalsuan agar dilihat orang betapa dia menyesali kesalahannya . Hah ! Bohong, jika kenyataannya mereka masih menyingkirkan orang yang paling dekat dengannya.